Sunday, April 20, 2008

Pikiran Manusia

Beberapa golongan manusia selama ini selalu berpikir bahwa akal dan pikiran merupakan sebuah alat ampuh untuk menjelaskan segala hal yang berada di sekeliling dirinya. Fenomena-fenomena alam, kejadian sosial dan berbagai kejadian di muka bumi diyakini mampu dijelaskan dengan akal dan pikirannya.

Keadaan ini mulai mendominasi kehidupan manusia, terutama di kalangan urban, sehingga mereka melihat segala sesuatu dengan akal pikiran. Dan, segala sesuatu yang tidak bisa dijelaskan dengan alat tersebut dikatakan “irational”. Keadaan ini membuat saya tertarik mencoba memikirkan, apakah benar, akal itu sangat berguna untuk menjelaskan berbagai hal dan menginformasikan pada kita bahwa hal-hal yang di luar sistematika tersebut adalah suatu hal yang tidak benar. Atau singkatnya, segala hal yang tidak bisa diilmiahkan itu salah.

Akal mereject hal-hal yang berbau mistis dan sejenisnya. Namun, terdapat sebuah keadaan ironis disini, dimana bukti empiris tidak selamanya konsisten mereject keberadaan hal-hal mistis tersebut.

Suatu hal yang menarik dalam sejarah manusia adalah dimanapun peradaban manusia berada, pasti terdapat suatu hal yang berbau mistisme, padahal peradaban-peradaban itu terpisah berjuta-juta kilometer, dan mungkin tidak ada hubungan antara peradaban tersebut.

Di Rumania ada mitos tentang Count Dracula from Transylvania, the Flying Dutchman di Eropa, Rubah di Jepang, Kuntilanak dan sebangsanya di Asia Tenggara dan berbagai macam hal berbau mistis lainnya. Kalau memang hal tersebut sebenarnya bohong, kenapa dimanapun manusia berada pasti memiliki mitos-mitos seperti hal tersebut.

Apa hal ini bisa dikatakan sebagai kebohongan karena hal ini tidak bisa dibuktikan secara ilmiah??? Sedangkan disisi lain, faktanya keberadaan hal tersebut diyakini keberadaannya oleh masyarakat manapun didunia dengan versi yang berbeda. Bagaimana mungkin hal yang bohong diyakini oleh hampir seluruh peradaban yang telah ada didunia, sedangkan peradaban itu mungkin tidak pernah bertemu sebelumnya.

Mungkin ini adalah sedikit dari bagian yang tidak bisa dijelaskan oleh akal manusia. Dalam pembentukan model untuk menjelaskan berbagai hal, jika hanya menggunakan nalar, mungkin akan meninggalkan disturbance term (Error) yang cukup besar, karena banyak hal yang mungkin tidak bisa dijelaskan hanya oleh akal. Donald B. Calne, seorang Neurologist dari University of British Columbia dalam bukunya Within reason: Rationality and Human Behaviour hendak menjelaskan pada kita bahwa akal itu hanya merupakan sebuah Tools yang digunakan dalam proses berfikir kita. Masih banyak tools lain yang bisa digunakan untuk menjelaskan berbagai macam hal: naluri, Agama, kearifan lokal dan hal lain sebagainya yang terkadang dianggap non-sense oleh si akal sendiri, ternyata punya kemampuan tersendiri untuk menjelaskan hal-hal tersebut.

Tapi permasalahannya, apakah ada kemungkinan akal untuk terus bekerja selaras dengan tools lain yang terkadang saling bertentangan dan menghancurkan satu sama lainnya, walaupun di lain kesempatan mereka saling melengkapi. Dan ketika perbenturan antar tools itu terjadi, akan ikut kemanakah kita?

Siap tahu perkembangan ilmu dan kearifan manusia kita mungkin akan memberi jawabannya..

No comments: