Sunday, April 06, 2008

Beragama itu sangat Rasional

Syahdan, suatu siang ada seorang sufi yang sedang duduk-duduk menghindari panasnya matahari dibawah pohon beringin, kedatangan seorang pemuda yang sedang berusaha mencari tahu jawaban atas kebingungannya, tentang berbagai macam hal dalam kehidupan ini. Ketika melihat ada seorang sufi yang katanya terkenal bijak dalam menghadapi berbagai persoalan, ia kemudian menghampiri sufi itu dan kemudian mengajaknya berdiskusi.

“Salam, selamat siang wahai sufi, apa gerangan yang anda lakukan disini seorang diri saja”, kemudian sang sufi menjawab, “Sedang berlindung dari panasnya dunia sobat, ragaku tidak lagi setangguh ragamu sekarang. Aku lagi memikirkan bagaimana nanti setelah aku wafat, bagaimana tentang sesuatu setelah kita mati”.


Hal itu memancing si pemuda tadi bertanya, “ hai Sufi, kenapa kamu beragama, sampai sekarang, saya tidak menemukan alasan rasional kenapa kita harus beragama, tidak ada bukti keberadaan tuhan bagi saya, mempercayai tuhan akan costly kalau begitu, tidak ekonomis. Terlalu banyak versi tuhan yang ditawarkan oleh berbagai kepercayaan membuat saya bingung.”

Si sufi balik bertanya, “told me, katakan pada saya kenapa sesuatu itu bisa kamu bilang tidak rasional”. Kemudian si pemuda tadi berkata, “Ada beberapa hal yang tidak bisa saya percayai tentang agama, karena saya adalah orang yang rasional, terutama tentang; Kenapa saya harus percaya hari akhir sedangkan sampai sekarang belum ada buktinya. Belum pernah ada orang mati yang balik lagi kan, dan bilang tentang diapakan dirinya didalam kubur, versi ajaran mana yang benar atau tidak ada yang benar sama sekali”.

Sambil tersenyum sang sufi menjawab, “katanya lu rasional ya, masa gitu aja gak tahu jawabannya he.. he.. “. Si pemuda menyerang balik sang sufi, “Buktikan rasional pada saya!!!”.

Kemudian si sufi berkata balik dengan santainya, “Anda rasional, pasti sangat menyukai suatu hal yang fakta dan menyadari tentang probabilita atau kemungkinan dari sesuatu yang tak pasti. Kemudian sang sufi mengambil ranting kayu dan mulai menggambar di tanah, seperti ini gambarnya,

Keterangan diagram:

  • Choice of Faith = Kepercayaan yang dipilih seseorang

  • Truly Fact = Keadaan sebenarnya yang mungkin terjadi

  • 0 = Tidak ada keuntungan apa-apa.

  • - (~) = kerugian sebesar-besarnya hingga tak terhingga (masuk neraka)

  • ~ = Keuntungan besar yang sangat tak terhinga (masuk surgra

“Begini anak muda, karena anda rasional, kita berasumsi sekarang dan menganggap bahwa ada kemungkinan salah satu agama itu benar, kalau salah satu benar, berarti yang lain salah semua, begitukan, yang dikatakan oleh agama-agama itu?”, iya benar, sahut si pemuda.

“Nah, permasalahannya sekarang anak muda, kalau kita mau meminimalkan resiko kita dan mengoptimalkan hal yang bisa kita peroleh, kita akan melakukan diversifikasi kan, nah masalahnya disini, ketika memilih suatu kepercayaan kita tidak akan bisa memilih kepercayaan lain, jadi resiko kesalahan tidak bisa kita minimalisir he.. he.... Kalau sesuatu yang kita pilih sebagai kepercayaan itu salah, maka tamatlah kita... begitu kan yang ada di pikiran lu”.

“Nah, diagram keputusan yang akan lu hadapi, simpelnya akan seperti diatas, dengan asumsi lu memandang semua pilihan itu punya kesempatan benar yang sama, seperti rasionalitas lu, iya kan!!!. Ketika kamu beragama, seandainya kepercayaan yang kamu peluk itu benar, maka masuk surga lah kamu tapi seandainya salah, yang benar adalah kepercayaan lain, maka masuk neraka lah kamu, tapi kalau ternyata kepercayaan itu gak ada yang benar, maka kamu gak akan untung dan rugi juga, ya kan?”.

Nah, ayo kita analisa masing-masing pilihannya, dengan asumsi ada 6 kepercayaan, kalau ada lebih atau kurang tinggal menyesuaikan aja lah;


  1. Memilih tidak percaya atau tidak beragama:

    Kemungkinan 0 = 1/7

    Kemungkinan ~ = 0/7

    Kemungkinan - (~) = 6/7

  2. Memilih percaya kepercayaan A, atau B, C , D , E , F :

    Kemungkinan 0 = 1/7

    Kemungkinan ~ = 1/7

    Kemungkinan - (~) = 5/7

“Bisa lu lihatkan, rugikan lo, kalau gak punya agama, kalau gak punya agama lo gak punya kesempatan masuk surga, betul gak?? he.. he..., kalau lu rasional, pasti lu optimalin kepuasan buat diri lo kan, kalaupun lo gak percaya full ama kepercayaan, lu pengen buat ngecilin kemungkinan lu buat di siksa kan - (~). Disiksa gak enak lo, dan semakin besar kemungkinan disiksa lo, maka gw bilang semakin tidak rasional diri lo. he.. he.. Ternyata, lo selama ini gak rasional karena keputusan lo aja nyusahin diri lo he... he...

Lalu si pemuda berkata, “wah.. mbah, bener juga ya, beragama pun mengurangi probabilita kita disiksa, digoreng diakhirat seandainya kepercayaan itu benar, tapi mbah, saya harus percaya yang mana ya??”

Si Sufi berkata, “itu up to u lah, itu semua keputusan lo sebagai manusia, mungkin lo bisa mempelajari ajaran mana yang menurut lo prospektif sesuai dengan rasionalitas lo tadi he.. he.. hidup ini cuma pilihan, berhati-hatilah lu dalam hidup lo, jangan sampai lu menyesal di kemudian hari, udah ya anak muda, gw mau tidur dulu capek nih”.

Si anak muda pun tertawa tentang betapa naifnya dirinya selama ini, dan terus berjalan mencari kebenaran bagi dirinya

2 comments:

mandcrut said...

Beragama rasional? Bersenggama kali yang rasional...

Anonymous said...

"there's must be a reason for something" itulah salah satu quotes menarik yg entah darimana kalimat itu berawal..

beragama pun ada alasannya, dan manusia itu bertindak atas dasar insentif (baca:iming2)..nah sang empunya agama pun layaknya sebuah produk yang berkoar2 menebarkan iklan (dogma) untuk mencari buyer (pengikut2nya)

jd, benar bahwa beragama pun didasari oleh rasionalitas manusia, di mana manusia memilih agama yg paling dapat 'menjanjikan keselamatan' di kehidupan mendatang..

So, pesan dari gw bagi kita yg beragama, jgnlah kita saling menjatuhkan agama satu sama lain, krn dalam etika periklanan pun dilarang menjatuhkan produk lain secara terang2an..he..he..
anyway..1 lg,,agama memiliki loyalitas customer tertinggi, dan barrier to exit besar,,artinya setiap konsumen yg telah memiliki agama maka tentunya ia akan sulit sekali pindah ke agama lain,,

balik lagi...smua agama itu blom ada yg pernah melihat kebenarannya dari kedua matanya sendiri..
kita blom mati,toh??jd kita blom tau Tuhan itu spt apa bentuknya,,dsb dsb..
jd jgn menjatuhkan agama lain,yah!!..

Salam sosialist! (beragama itu sosialis lho...kan mengajarkan 'kebersamaan'..bersama menuju kemaslahatan...he..hee)